Arema Juara Menpora Cup

[postlink] http://wongmatoh.blogspot.com/2013/09/arema-juara-menpora-cup.html[/postlink]

MALANG - Kemarau trofi yang dirasakan Arema Cronous akhirnya berakhir sudah. Klub pujaan Aremania akhirnya mengangkat trofi Menpora Cup 2013 setelah mengalahkan Central Coast Mariners (CCM) dengan skor tipis 2-1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu malam ini. Kemenangan Arema ditentukan penalti ganda Kayamba Gumbs menit 42' dan 54'.

CCM mampu memberikan tekanan ketika mampu menyamakan skor melalui Marcos Flores di akhir babak pertama. Walau tidak bisa menurunkan banyak pemain inti, tim asal Australia menjadi finalis yang sulit ditaklukkan. Arema sendiri kehilangan naluri pembunuhnya di laga ini walau memiliki banyak sekali kans mencetak lebih banyak gol.

Trofi Menpora Cup adalah gelar pertama sejak Arema menjadi jawara Indonesia Super League (ISL) musim 2009-2010 silam. Dalam semusim terakhir, Singo Edan empat kali kehilangan kesempatan meraih trofi karena gagal di Inter Island Cup 2012, Piala Gubernur Jatim 2012, Trofeo Persija 2012, sekaligus hanya menjadi runne- up ISL 2012-2013.

Uniknya semua kegagalan di turnamen dan liga di atas terjadi ketika Arema didampingi langsung pelatih Rahmad Darmawan di pinggir lapangan. Sedangkan saat mengangkat trofi Menpora Cup 2013, tim Arema sedang tidak didampingi Rahmad Darmawan yang sedang melatih Timnas U-23 dan didampingi asisten pelatih Joko Susilo.

"Kemenangan ini untuk Aremania di mana saja yang memberikan dukungan total. Tentu saja menjadi juara Menpora Cup akan sangat penting bagi Arema ke depannya," terang Joko Susilo, Asisten Pelatih Arema Cronous. Dia mengakui Arema kurang efektif dalam finishing dan sama sekali tak menemukan gol lewat permainan hidup.

"Kami idealnya sudah unggul di awal babak pertama karena ada banyak peluang. Arema melakukan skema serangan cepat dengan sangat baik, namun pemain kurang tenang dalam penyelesaian akhir. Pertahanan tim CCM juga cukup bagus dan tenang menghadapi setiap tekanan," lanjut Joko Susilo yang juga pemain Arema di era 90-an.

Gelar Arema bertambah lengkap karena pencetak dua gol Keith Kayamba Gumbs dianugerahi penghargaan Most Valuable Player. Sementara itu, kubu CCM tak bisa menyembunyikan kekecewaan dengan kepemimpinan Okky Dwi Putra. Asisten Pelatih CCM Phil Moss yang memprotes wasit hampir sepanjang babak kedua, pilih bungkam dan enggan berkomentar soal kontroversi di laga tersebut.

Bermain di hadapan sekitar 30.000 supporter, Aremania tancap gas sejak menit pertama. Christian Gonzales sudah mengancam gawang CCM Jason Pasfield. Kiper ini kemudian menjadi bintang dengan menggagalkan sejumlah peluang Arema. Semua skenario sudah diperagakan dengan baik oleh Singo Edan di awal babak pertama.

Menguasai pertandingan, bermain menyerang, membuka peluang serta mematahkan balasan lawan. Hanya satu yang belum dilakukan Arema, yakni mencetak gol. Ini menjadi masalah terbesar bagi tuan rumah karena idealnya mereka sudah memperoleh setidaknya dua gol di 15 menit awal.

Christian Gonzales dkk hanya sekadar memberikan ancaman tanpa ada naluri membunuh. Keberuntungan Arema baru datang di menit 41 kala wasit Okky Dwi Putra memberikan penalti setelah Greg Nwokolo dihadang Hutchinson. Keputusan penalti yang layak diperdebatkan karena tackling Hutchinson sempat menyentuh bola sebelum Greg terjatuh. Pemain CCM pun merasa keputusan itu sangat mengejutkan.

Namun itu bukan masalah bagi Arema, karena yang terpenting Kayamba Gumbs mampu menjaringkan bola dari titik putih. Mengira sudah di atas angin, Singo Edan dibuat bungkam dengan gol Marcos Flores di penghujung babak pertama. Meliuk-liuk di kotak penalti sebelum mengecoh kiper Ahmad Kurniawan, Flores seperti memberi contoh bagaimana sebuah tim besar mencetak gol dengan benar.

Paruh kedua tidak ada perubahan signifikan, tuan rumah tetap memegang kendali permainan dan menebar teror melalui kuartet Christian Gonzales, Beto Goncalves, Kayamba Gumbs dan Greg Nwokolo. Sayang serangan dari permainan hidup selalu gagal mendatangkan gol untuk Arema. Lagi-lagi mereka butuh campur tangan wasit untuk menambah gol.

Fritsgerald lagi-lagi menjadi pesakitan saat tangannya menyentuh bola di kotak enam belas pada menit 53. Kali ini keputusan wasit mutlak dan tak bisa diperdebatkan karena jelas handsball terjadi di sana. Kayamba Gumbs yang kembali menjadi eksekutor dari titik putih, menyelesaikan tugasnya dengan sempurna.

Secara organisasi sebenarnya CCM bisa memainkan sepakbola apik walau hanya memiliki separuh kekuatan. Salah satu kelemahan mencolok tim asal Negeri Kanguru ini adalah tidak memiliki kecepatan memadai. Sehingga ketika melakukan serangan balik, bisa diantisipasi bek Arema yang memiliki kecepatan seperti Thierry Gathuessi atau Benny Wahyudi.

Marcos Flores dkk berupaya memberikan perlawanan dan sempat mengambil alih permainan di 20 menit terakhir babak kedua. Namun upaya mereka sangat sulit karena Singo Edan sudah cenderung bertahan untuk mengamankan skor. Sebuah kemenangan yang pantas untuk Arema walau prosesnya kurang begitu meyakinkan.
(Kukuh Setiawan/Koran SI) (fit)

Share this article :

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. Wong Matoh - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger