[postlink]
http://wongmatoh.blogspot.com/2013/09/memandang-seraya-berdoa-di-pinggir-sawah.html[/postlink]
Di sore ini saya menyempatkan diri untuk menengok sawah yang ada di sebelah rumah, hanya ingin tahu kabar sudah sebesar apa tanaman padiku, suburkah tanduranku? Padi yang sebenarnya hanya sebagian kecil miliku.
Sampai huruf yang saya tulis ini suara Adzan Magrib telah berkumandang, seraya berdoa semoga sebagian didepan mata dan 250 hektare area lahan yang saya areal senantiasa subur dan diberikan hasil yang melimpah disaat musim panen tiba nanti.
Sore yang indah!
Di sore ini saya menyempatkan diri untuk menengok sawah yang ada di sebelah rumah, hanya ingin tahu kabar sudah sebesar apa tanaman padiku, suburkah tanduranku? Padi yang sebenarnya hanya sebagian kecil miliku.
Saya hanya bertugas untuk mengairi sawah dengan perjanjian bagi hasil 1/4 di musim tanam pertama dan 1/5 di musim tanam kedua. Sekarang adalah musim tanam pertama, musim yang saya tunggu-tunggu, karena di musim tanam pertama saya bisa melihat hasil yang nyata dan tidak merupakan sekedar spekulasi seperti di musim tanam yang kedua.
Saya menjadi pengusaha areal di kampung ini secara mandiri sudah sekitar 7 tahun, tapi baru benar-benar merasakan untung besar di dua tahun yang terakhir. 5 tahun awal semenjak usaha irigasi ini saya pegang penuh, banyak sekali cobaan yang saya alami. Dari mulai banjir, hama, dan tidak dibayarnya penjualan hasil panen sampai sekarang.
Waktu dimana titik ketidak berdayaanku muncul hanya bisa pasrah tidak tahu mau ngapain. Sampai akhirnya saya bertemu seoarang teman yang bisa memberi motivasi, memberi support secara nyata, dan dari dialah saya berani blakrakan kesana kemari mencari pinjaman modal.
Alhamdulillah jalan masih ada, jalan masih terbuka untuk tetap bertahan yang akhirnya di pertemukanya sukses usaha irigasiku untuk yang pertama kalinya.
Harapan yang sama, kejadian yang sedikit sama saya alami di tahun ini. Hanya usaha arealan ini lah yang bisa saya harapkan keberhasilanya. Disaat perusahaan sedang down, sampai akhirnya mau tidak mau saya harus mengistirahatkan dulu sebagian karyawan setia saya, usaha areal inilah yang saya jadikan tumpuan yang akan saya jadikan kembali batu loncatan untuk memulai kembali menghidupkan dua perusahaan yang saya punya.
Sampai huruf yang saya tulis ini suara Adzan Magrib telah berkumandang, seraya berdoa semoga sebagian didepan mata dan 250 hektare area lahan yang saya areal senantiasa subur dan diberikan hasil yang melimpah disaat musim panen tiba nanti.
Amin...
Post a Comment